Sebaik-baik manusia adalah yang memberikan kemamfaatan kepada manusia yang lainnya. Sebaik baik pekerjaan adalah pekerjaan yang dilakukan oleh ahlinya.Sosok manusia yang punya tugas mendidik dan mengajar adalah Guru. Guru adalah profesi yang mampu membuat profesi-profesi lainnya. Guru merupakan tenaga profesi yang mempunyai tugas pokoknya adalah mengajar dan mendidik kepada para siswa menjadi insan-insan unggul (being excelence)dan cerdas, bukan hanya cerdas dalam ranah intelektual, namun cerdas pula dalam ranah lain yakni sosial,kinestetis, emosional, dan spiritualnya.Ini semua bisa dilakukan oleh guru unggul. Berikut cara praktis menjadi unggul.
Kamis, 29 April 2010
Aneka Stik
Blog ini menyediakan hasil kerajinan/prakarya dari bahan dasar alami yaitu aneka anyaman dari pohon kelapa. Anyaman ini ada yang berfungsi pakai atau hias. Selain menyediakan aneka kerajinan anyaman piring dengan bahan dasar lidi kelapa dan aren, blog ini menyediakan pula inpormasi tentang aneka stik sleper, Cleaning dan scouting.stik sleper bermultiguna untuk batang aneka sapu ijuk/kawung dan lidi.Stik Scouting merupakan perlengkapan permainan dan perkemahan para pramuka.Ini merupakan salah satu alternatif dari bahan bambu yang sudah mengurang apalagi di kota-kota besar sudah hampir tidak ditemukan lagi kebun bambu yang bersifat pakai, kecuali bersifat hiasan taman atau pagar.
Home
Selamat datang di blog ini mari berbagi ilmu dan pengalaman tuk bekal hidup dimasa yang akan datang. Bersama sama merentangkan tangan ayunkan kedepan, melangkah dengan ringan tapi pasti, membangun hidup gilang gemilang, merangkak menggapai puncak taqwa dan kemuliaan, meraih kebahagiaan didunia dan meraup kehidupan akhirat surga.
SUSUNAN PENGURUS PGM KEC. BANJARSARI
SUSUNAN PENGURUS PGM KEC. BANJARSARI
SUSUNAN PENGURUS
DEWAN PIMPINAN CABANG
PERSATUAN GURU MADRASAH KECAMATAN BANJARSARI
MASA BAKTI 2008-2013
PEMBINA
1. Camat Banjarsari
2. Kepala KUA Kecamatan Banjarsari
3. Kepala UPTD Kecamatan Banjarsari
4 .Ketua MUI Kec.Banjasai
5. Ketua Dewan Pendidikan Kec. Banjasai
PENASEHAT:
1.Pengawas Pendidikan Agama Islam Kec. Banjasai
2. Pemyuluh Agama Islam Kec. Banjasai
3. KKM MTs Negeri Wanayasa
DEWAN PAKAR
1. KH.Drs. M. Cholil Haidar
2. KH. Kiki Masduki, BA.
3. Drs. Mustofa Hasan, M.Ag.
4. Drs. KH. Abdul Rosyid
5. Drs. H. Jajat Ruchiat, BE.
6. KH. Ade Abdurrohman, Lc.
PENGURUS HARIAN :
KETUA UMUM : KARMAN, S.Ag.,M.Pd.I
KETUA I : DARUL FALAH, S.Ag.
KETUA II : Drs. YASIR SUGIHARTO
KETUA III : ANWAR SANUSI, A.S.Pd
SEKRETARIS UMUM : ANWAR CHAIDIR JOHAR, S.Pd.,M.Pd.I
SEKRETARIS I : MANAP, S.Ag.
SEKRETARIS II : NENG HABSOH, S.Pd.I.
SEKRETARIS III : ATIH MINARNI, S.Pd
BENDAHARA UMUM : SITI HASANAH, S.Pt.
BENDAHARA I : YANI HERYANI, S.Pd.I.
BENDAHARA II : SITI ROHAYATI,S.Pd
BENDAHARA III : JAENUDIN, S.Pd.
BIDANG-BIDANG :
a. Pengembangan Sumber Daya Manusia :
1. ASEP ALI SETIAWAN, S.Ag.
2. HUJAEMAH, S.Pd.I.
3. NINA NUR INAYAH, S.Ag.
b. Organisasi dan Profesi :
1. Drs. DEDI KUSNADI
2. YEYEP NURSOBAH, S.Pd.I.
3. ALIPUDIN SARWONO
c. Usaha dan Kesejahteraan :
1. ENDAH NURSANTI, SE.
2. NONON WULANDIATI, S.Pd.
3. TRISNO SUJANA
d. Hubungan dan Informasi :
1. FURKON FAHRUDIN, A.Ma.
2. UBAD, S.Pd.I.
3. YAYAN CARYANTO, A.Ma.
e. Advokasi dan Perlindungan Hukum :
1. Drs. DENI AHSANUL HAQ
2. SITI HABIBAH, S.Ag.
f. Pemberdayaan Perempuan :
1. FAIZAH ISTIKOMAH, S.Pd.I.
2. DEDE NURHIDAYAH, S.Ag
3. MIMIN, S.Pd
g. Olahraga dan Kesenian :
1. YEDI SUDRAJAT, S.Pd.
2. HALIM SUDRAJAT, SP.
3. MIFTAH GOJALI, S.Pd.I.
4. SITI NURHAYATI, A.Ma.
LEMBAGA-LEMBAGA :
a. Penelitian dan Pengembangan :
1. Drs. ABDUL ROSYID
2. E. SAOMUDIN, S.Ag.
b. Konsultasi dan Bantuan Hukum :
1. ICEP ABDUL AZIZ AMIN, S.HI.
2. AEP SAEPUNIJAR, S.Ag., S.Pd.I.
PARADIGMA BARU KECERDASAN MANUSIA
Munammad SAW dikenal sebagai seorang yang mempunyai akhlak mulia (akhlakul karimah). Kemuliaan akhlaknya diakui oleh kawan atau pun lawan. Keluhuran akhlak inilah yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan beliau, baik sebagai pribadi, pemimpin keluarga, masyarakat, bisnis, militer dan pemerintahan. Pentingnya akhlak atau moral dalam meningkatkan kinerja, bisnis dan suksesnya kepemimpinan seseorang dirumuskan dengan menarik oleh Doug Lennick dan Pred Kiel dalam buku mereka Moral Intelligence, Enhacing Business Performance & amp; Leadershif. Selanjutnya tentang jenis-jenis kecerdasan seperti kecerdasan intelejensia (IQ), kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ), mereka mengintrodusir kecerdasan moral (Moral intelligence) sebagai faktor utama dalam meningkatkan kesuksesan seseorang atau organisasi.
Kecerdasan emosi (emotional intelligence) sebuah konstelasi dari self awarness, self-managemen, social awarness, dan relationship management skills dianggap sebagai sesuatu yang sangat diperlukan untuk menunjang kesuksesan seseorang. Termasuk keberhasilan guru dalam mendidik dan mengajar para siswanya Namun kecerdasan emosi tidak cukup bertahan lama dalam waktu lama. Disinilah pentingnya kecerdasan moral.
Kecerdasan moral adalah kemempuan untuk membedakan antara benar dan salah sebagaimana yang didefinisikan oleh prinsip-prinsip universal. Prinsip-prinsip universal itu sendiri adalah keyakinan-keyakinan tentang perbuatan manusia yang diakui secara umum oleh seluruih budaya di dunia. Dengan demikian, prinsip-prinsip tersebut dapat diterapkan pada semua orang, tanpa membedakan gender, etnis, agama atau domisili (Muhammad Syafii Antonio: 2007).
Era global mendorong Ilmu pengetahuan berkembang secara cepat. Setelah terbit buku Daniel Goleman berjudul Emotional Intellegence kemudian duisusul buku Robert K. Cooper dan Ayman Sawaf, berjudul Executiv EQ, Emosional Intellegence in Leadership and Organization; membawa implikasi baru dalam pengembangan kepemimpinan.
Para ahli psikologi sepakat bahwa IQ hanya menyumbang sekitar 20 % factor-faktor yang menentukan suatu keberhasilan. Sedangkan 80 persen berasal dari factor lain termasuk didalamnya kecerdasan Emosi (EQ), kecerdasan spiritual (SQ), kecerdasan social, dan kecerdasan lainnya.
Kecerdasan akal yang selama ini dipercaya sebagai ibu kandung modernitas dunia, sepertinya sudah tidak usum lagi. Ada realitas lain yang selama ini dikesampingkan dan dianaktirikan, yaitu emosional dan moral yang berpusat di hati. Perkembangan ilmu pengetahuan terkini, ternyata kecerdasan emosional juga tidak cukup. Kecerdasan emosi lebih berpusat pada rekonstruksi hubungan yang bersifat horizontal (social). Sementara ada dimensi lain yang tidak kalah penting bagi hasanah kehidupan umat manusia yaitu hubungan vertical. Kemampuan untuk membangun hubungan yang bersifat vertical ini disebut kecerdasan spiritual (SQ).
Kecerdasan Spiritual ini pada awalnya dikembangkan oleh Danah Zohar (Harvad University) dan Ian Marshall (Oxpord University), dalam bukunya Spiritual Quotient. (London, 2000).Kecerdasan ini akan mengefektifkan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosi (Ari Ginanjar Agustian: 2006)
Kecerdasan yang dikembangkan oleh Danah Zohar dan Ian Marshal masih berkisar pada wilayah biologis dan psikologis semata, maka di Indonesia oleh Ari Ginanjar Agustian EQ, lebih dikembangkan menjadi ESQ (Emotional Spiritual Quotient). Berdasarkan pada kontrol internal dan kesadaran akan adanya Allah SWT yang Maha Melihat dan Maha Mendengar, orang dan pemimpin yang berhasil lahir batin adalah orang yang memiliki tingkat kecerdasan emosiaonal dan spiritual yang tinggi secara seimbang, disertai dengan kemampuan intelektualnya
Kecerdasan intelektual yang tidak diimbangi oleh hati membuat banyak orang silau dan mendewakan kekuatannya setara dengan Tuhan. Karena itu banyak orang celaka dan mencelakakan manusia lainnya.
Kasus yang paling tragis yang menimpa si genius Theodore John Kaczynski Ahli Matematika lulusan Harvard University dan Michigan University. Dengan kecerdasannya , dia merancang teror bom selama 17 tahun. Dengan bom yang diciptakannyanya sendiri dia membunuh 3 orang, melukai 23 orang. Maut yang ditebarkanya selama puluhan tahun tidak sebanding dengan kejeniusannya. Dalam usia 15 tahun dia tamat SMU, usia 16 tahun beroleh beasiswa di Harvad, usia 20 tahun memperoleh gelar sarjana, dan pada usia 21 tahun memperoleh gelar doctor matematika. Berita terkini , Dapid Hartono Wijaya, penerima beasiswa Asean Scholarshif bunuh diri melompat dari lantai lima Gedung Nanyang Tecnological Universiti (NTU) setelah melukai sang Profesor, Singapura. Atau kasus para caleg (calon legislatif) yang kalah dalam tanding mengakhiri hidup dengan cara gantung diri. Sayang, kehebatan IQ nya tidak diimbangi dengan kecerdasan emosionalnya (EQ), apalagi kecerdasan spiritual (SQ).
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan mengevaluasi. Di mata siswa guru merupakan sosok manusia yang harus digugu dan dituru dalam segala aspek kehidupannya. Oleh karenanya, guru harus mampu mengolah semua potensi kecerdasan (IQ,EQ, dan SQ) yang dimilikinya, sehingga segala apa yang dilakukan oleh guru betul-betul terkendali dan bisa digugu dan ditiru (diteladani) baik cara guru dalam bertutur kata, berpakaian, berprilaku, berilmu, bahkan menjadi teladan dalam beribadah.
Semoga Allah membimbing kita menjadi manusia-manusia yang cerdas sehingga sukses dan selamat didunia dan juga diakhirat surga.
Kecerdasan emosi (emotional intelligence) sebuah konstelasi dari self awarness, self-managemen, social awarness, dan relationship management skills dianggap sebagai sesuatu yang sangat diperlukan untuk menunjang kesuksesan seseorang. Termasuk keberhasilan guru dalam mendidik dan mengajar para siswanya Namun kecerdasan emosi tidak cukup bertahan lama dalam waktu lama. Disinilah pentingnya kecerdasan moral.
Kecerdasan moral adalah kemempuan untuk membedakan antara benar dan salah sebagaimana yang didefinisikan oleh prinsip-prinsip universal. Prinsip-prinsip universal itu sendiri adalah keyakinan-keyakinan tentang perbuatan manusia yang diakui secara umum oleh seluruih budaya di dunia. Dengan demikian, prinsip-prinsip tersebut dapat diterapkan pada semua orang, tanpa membedakan gender, etnis, agama atau domisili (Muhammad Syafii Antonio: 2007).
Era global mendorong Ilmu pengetahuan berkembang secara cepat. Setelah terbit buku Daniel Goleman berjudul Emotional Intellegence kemudian duisusul buku Robert K. Cooper dan Ayman Sawaf, berjudul Executiv EQ, Emosional Intellegence in Leadership and Organization; membawa implikasi baru dalam pengembangan kepemimpinan.
Para ahli psikologi sepakat bahwa IQ hanya menyumbang sekitar 20 % factor-faktor yang menentukan suatu keberhasilan. Sedangkan 80 persen berasal dari factor lain termasuk didalamnya kecerdasan Emosi (EQ), kecerdasan spiritual (SQ), kecerdasan social, dan kecerdasan lainnya.
Kecerdasan akal yang selama ini dipercaya sebagai ibu kandung modernitas dunia, sepertinya sudah tidak usum lagi. Ada realitas lain yang selama ini dikesampingkan dan dianaktirikan, yaitu emosional dan moral yang berpusat di hati. Perkembangan ilmu pengetahuan terkini, ternyata kecerdasan emosional juga tidak cukup. Kecerdasan emosi lebih berpusat pada rekonstruksi hubungan yang bersifat horizontal (social). Sementara ada dimensi lain yang tidak kalah penting bagi hasanah kehidupan umat manusia yaitu hubungan vertical. Kemampuan untuk membangun hubungan yang bersifat vertical ini disebut kecerdasan spiritual (SQ).
Kecerdasan Spiritual ini pada awalnya dikembangkan oleh Danah Zohar (Harvad University) dan Ian Marshall (Oxpord University), dalam bukunya Spiritual Quotient. (London, 2000).Kecerdasan ini akan mengefektifkan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosi (Ari Ginanjar Agustian: 2006)
Kecerdasan yang dikembangkan oleh Danah Zohar dan Ian Marshal masih berkisar pada wilayah biologis dan psikologis semata, maka di Indonesia oleh Ari Ginanjar Agustian EQ, lebih dikembangkan menjadi ESQ (Emotional Spiritual Quotient). Berdasarkan pada kontrol internal dan kesadaran akan adanya Allah SWT yang Maha Melihat dan Maha Mendengar, orang dan pemimpin yang berhasil lahir batin adalah orang yang memiliki tingkat kecerdasan emosiaonal dan spiritual yang tinggi secara seimbang, disertai dengan kemampuan intelektualnya
Kecerdasan intelektual yang tidak diimbangi oleh hati membuat banyak orang silau dan mendewakan kekuatannya setara dengan Tuhan. Karena itu banyak orang celaka dan mencelakakan manusia lainnya.
Kasus yang paling tragis yang menimpa si genius Theodore John Kaczynski Ahli Matematika lulusan Harvard University dan Michigan University. Dengan kecerdasannya , dia merancang teror bom selama 17 tahun. Dengan bom yang diciptakannyanya sendiri dia membunuh 3 orang, melukai 23 orang. Maut yang ditebarkanya selama puluhan tahun tidak sebanding dengan kejeniusannya. Dalam usia 15 tahun dia tamat SMU, usia 16 tahun beroleh beasiswa di Harvad, usia 20 tahun memperoleh gelar sarjana, dan pada usia 21 tahun memperoleh gelar doctor matematika. Berita terkini , Dapid Hartono Wijaya, penerima beasiswa Asean Scholarshif bunuh diri melompat dari lantai lima Gedung Nanyang Tecnological Universiti (NTU) setelah melukai sang Profesor, Singapura. Atau kasus para caleg (calon legislatif) yang kalah dalam tanding mengakhiri hidup dengan cara gantung diri. Sayang, kehebatan IQ nya tidak diimbangi dengan kecerdasan emosionalnya (EQ), apalagi kecerdasan spiritual (SQ).
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan mengevaluasi. Di mata siswa guru merupakan sosok manusia yang harus digugu dan dituru dalam segala aspek kehidupannya. Oleh karenanya, guru harus mampu mengolah semua potensi kecerdasan (IQ,EQ, dan SQ) yang dimilikinya, sehingga segala apa yang dilakukan oleh guru betul-betul terkendali dan bisa digugu dan ditiru (diteladani) baik cara guru dalam bertutur kata, berpakaian, berprilaku, berilmu, bahkan menjadi teladan dalam beribadah.
Semoga Allah membimbing kita menjadi manusia-manusia yang cerdas sehingga sukses dan selamat didunia dan juga diakhirat surga.
Rabu, 28 April 2010
Menjadi Guru Idola
Bila guru memahami dan mengenal kepribadian anak, maka dengan mudah akan menjadi guru yang disenangi oleh siswa. Dia akan tampil menjadi guru idola, karena anak merasa dihargai dan merasa nyaman belajar.
“Karena perasaan nyaman tersebut, anak akan mengidolakan gurunya,” ujar brand manager Taro, Amalia Sarah Santi saat membuka acara workshop bagi para guru dan orangtua di hotel JW Marriot, Selasa (18/11).
Sarah menegaskan, anak adalah individu yang unik dan dalam keunikan itulah banyak kompetensi yang bisa diasah secara optimal. “Orang tua maupun guru perlu memahami dunai dan kepribadian anak untuk mengembangkan kompetensi mereka dengan cara yang menarik dan menantang, yang akhirnya meningkatkan minat mereka,” jelas dia.
Psikolog Lina Muksin punya pandangan lain. Menurutnya, tiap anak belajar dengan yang berbeda. Dia menyebutkan hasil sebuah riset yang menyatakan bahwa hasil belajar anak berhubungan erat dengan cara yang berbeda pada tiap siswa. “Dengan pendekatan pengajaran yang berorientasi pada anak, diharapkan guru mampu menyediakan pembelajaran yang tepat sesuai kebutuhan tiap siswa, sehingga tercipta suasana kegiatan belajar yang menarik, bebas dari kecemasan dan tekanan. Sehingga tercapai proses belajar mengajar yang efektif,” ungkap Lina.
Suasana belajar yang kurang kondusif dan penuh kecemasan dapat menyebabkan anak
kehilangan motivasi belajar, mogok sekolah, dan mengundang masalah psikologis lainnya.
Lina menambahkan, metode pengajaran yang cenderung menyamaratakan anak, dapat merugikan proses belajar itu sendiri. Ini, lanjutnya, karena tidak semua anak tidak belajar dalam cara dan kece[patan yang sama, sehingga tujuan belajar dalam meningkatkan pengetahuan dan membangun pemahaman mengenai materi tidak optimal.
Lina mengenalkan metode Myers Briggs Type Indicator, yang mengklasifikasikan kepribadian kedalam skala preferensi. Menurutnya, tiap anak didik memiliki cara berbeda dalam sikap belajar. Dicontohkan, anak dengan kecenderungan ekstrovert, akan senang berinteraksi, mudah gaul dan menyenangi beragam kegiatan. Sedangkan anak yang introvet, lebih fokus pada satu kegiatan, senang lingkungan yang tenang dan senang belajar sendiri.
Sementara anak yang berkepribadian sensing (pengamat) senang bekerja dengan detil dan menyukai hal praktis. Tapi anak bertipe intuitive (penghayal) senang dengan tantangan dan hal baru, dan menyukai kegiatan imajinatif/berdaya cipta, kreatif dan penuh inspirasi. Sedangkan anak dengan tipe thinking (pemikir) dalam hal mengambil keputurusan lebih menggunakan logika, tegas, dan tidak sungkan mengkritik. Di sisi lain, anak dengan ciri feeling (perasa), lebih mempertimbangkan orang lain, suka dengan harmonisasi, dan sensitif terhadap kritikan.
Dengan beragam kepribadian anak seperti itu, Lina berharap para guru memahami kondisi kejiwaan siswa sehingga anak akan mampu berkompetensi sesuai dengan tipe masing-masing kepribadiannya.tok/pt:
“Karena perasaan nyaman tersebut, anak akan mengidolakan gurunya,” ujar brand manager Taro, Amalia Sarah Santi saat membuka acara workshop bagi para guru dan orangtua di hotel JW Marriot, Selasa (18/11).
Sarah menegaskan, anak adalah individu yang unik dan dalam keunikan itulah banyak kompetensi yang bisa diasah secara optimal. “Orang tua maupun guru perlu memahami dunai dan kepribadian anak untuk mengembangkan kompetensi mereka dengan cara yang menarik dan menantang, yang akhirnya meningkatkan minat mereka,” jelas dia.
Psikolog Lina Muksin punya pandangan lain. Menurutnya, tiap anak belajar dengan yang berbeda. Dia menyebutkan hasil sebuah riset yang menyatakan bahwa hasil belajar anak berhubungan erat dengan cara yang berbeda pada tiap siswa. “Dengan pendekatan pengajaran yang berorientasi pada anak, diharapkan guru mampu menyediakan pembelajaran yang tepat sesuai kebutuhan tiap siswa, sehingga tercipta suasana kegiatan belajar yang menarik, bebas dari kecemasan dan tekanan. Sehingga tercapai proses belajar mengajar yang efektif,” ungkap Lina.
Suasana belajar yang kurang kondusif dan penuh kecemasan dapat menyebabkan anak
kehilangan motivasi belajar, mogok sekolah, dan mengundang masalah psikologis lainnya.
Lina menambahkan, metode pengajaran yang cenderung menyamaratakan anak, dapat merugikan proses belajar itu sendiri. Ini, lanjutnya, karena tidak semua anak tidak belajar dalam cara dan kece[patan yang sama, sehingga tujuan belajar dalam meningkatkan pengetahuan dan membangun pemahaman mengenai materi tidak optimal.
Lina mengenalkan metode Myers Briggs Type Indicator, yang mengklasifikasikan kepribadian kedalam skala preferensi. Menurutnya, tiap anak didik memiliki cara berbeda dalam sikap belajar. Dicontohkan, anak dengan kecenderungan ekstrovert, akan senang berinteraksi, mudah gaul dan menyenangi beragam kegiatan. Sedangkan anak yang introvet, lebih fokus pada satu kegiatan, senang lingkungan yang tenang dan senang belajar sendiri.
Sementara anak yang berkepribadian sensing (pengamat) senang bekerja dengan detil dan menyukai hal praktis. Tapi anak bertipe intuitive (penghayal) senang dengan tantangan dan hal baru, dan menyukai kegiatan imajinatif/berdaya cipta, kreatif dan penuh inspirasi. Sedangkan anak dengan tipe thinking (pemikir) dalam hal mengambil keputurusan lebih menggunakan logika, tegas, dan tidak sungkan mengkritik. Di sisi lain, anak dengan ciri feeling (perasa), lebih mempertimbangkan orang lain, suka dengan harmonisasi, dan sensitif terhadap kritikan.
Dengan beragam kepribadian anak seperti itu, Lina berharap para guru memahami kondisi kejiwaan siswa sehingga anak akan mampu berkompetensi sesuai dengan tipe masing-masing kepribadiannya.tok/pt:
Kerja Ikhlas
IKHLAS TAK BERHARAP DIPUJI
Mengharap balasan dari Allah, tentunya hati harus dibersihkan dari pengharapan kepada sesama. Diriwayat kan dalam salah satu hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya yang paling kutakuti atas kamu adalah syirik kecil”. Sahabat bertanya, “Apa syirik kecil itu y a Rasulullloh?” beliau menjawab,” Itulah Riya. Dihari kiamat nananti Allah akan berkata kepada nereka: Pergilah kamu kepada orang orang yang menyebabkan kamu beramal ingin dipujinya. Mintalah balasan padannya!”
Banyak di antara kita bekerja hanya karena atasan, Atasan melihat, kita giat. Atasan cuti, kita bekerja sekehendak hati. Sebagai ilustrasi, ingat iklan obat batuk di televisi. Seorang sekretaris begitu senang saat diberitahu atasannya tidak bisa masuk kerja karena sakit batuk. Tapi betapa kagetnya dia ketika tiba-tiba bosnya dating. Begitupula dalam beramal ibadah, seringkali tampak sungguh-sungguh bila di tengah-tengah orang banyak, sebaliknya, beribadah asal-asalan bila sedang sendirian.
Alangkah lelah bila bekerja hanya karena ingin dipuji orang, alangkah lelah bila beramal hanya mengharap penghargaan orang. Sayyidina Ali r.a. mengatakan, tanda tanda orang yang tidak ihlas ada empat macam yakni malas bila tidak ada yang melihat, giat bila diprhatikan orang, bertambah amal bila dipuji, dan mengurangi amal jika dicela.
Dalam menuju perjalanan menuju Ilahi, bila tidak dibarengi kesadaran yang tinggi untuk selalu dalam niat suci beribadah karena Allah semata, niscaya amal kita sia- sia. Apalagi dibarengi dengan menyakiti orang lain itu laksana debu di bebatuan tertiup anging maka hilang sirnalah semuannya. Berharap pahala yang datang dosa. Naudzubillahi mindalika.
Mengharap balasan dari Allah, tentunya hati harus dibersihkan dari pengharapan kepada sesama. Diriwayat kan dalam salah satu hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya yang paling kutakuti atas kamu adalah syirik kecil”. Sahabat bertanya, “Apa syirik kecil itu y a Rasulullloh?” beliau menjawab,” Itulah Riya. Dihari kiamat nananti Allah akan berkata kepada nereka: Pergilah kamu kepada orang orang yang menyebabkan kamu beramal ingin dipujinya. Mintalah balasan padannya!”
Banyak di antara kita bekerja hanya karena atasan, Atasan melihat, kita giat. Atasan cuti, kita bekerja sekehendak hati. Sebagai ilustrasi, ingat iklan obat batuk di televisi. Seorang sekretaris begitu senang saat diberitahu atasannya tidak bisa masuk kerja karena sakit batuk. Tapi betapa kagetnya dia ketika tiba-tiba bosnya dating. Begitupula dalam beramal ibadah, seringkali tampak sungguh-sungguh bila di tengah-tengah orang banyak, sebaliknya, beribadah asal-asalan bila sedang sendirian.
Alangkah lelah bila bekerja hanya karena ingin dipuji orang, alangkah lelah bila beramal hanya mengharap penghargaan orang. Sayyidina Ali r.a. mengatakan, tanda tanda orang yang tidak ihlas ada empat macam yakni malas bila tidak ada yang melihat, giat bila diprhatikan orang, bertambah amal bila dipuji, dan mengurangi amal jika dicela.
Dalam menuju perjalanan menuju Ilahi, bila tidak dibarengi kesadaran yang tinggi untuk selalu dalam niat suci beribadah karena Allah semata, niscaya amal kita sia- sia. Apalagi dibarengi dengan menyakiti orang lain itu laksana debu di bebatuan tertiup anging maka hilang sirnalah semuannya. Berharap pahala yang datang dosa. Naudzubillahi mindalika.
Kamis, 25 Maret 2010
Aneka Produk Kerajinan Anyaman Lidi
Kepuasan menikmati suatu hidangan tidak cukup dengan didasarkan pada kualitas isi hidangannya, akan tetapi seni penyajian pun tak kalah pentingnya. Tren penyajian dalam seni tataboga yang sekarang sedang in adalah dengan media natural berupa piring, mangkuk atau bentuk lainnya yang terbuat dari lidi kelapa atau aren. Ini adalah contoh aneka bentuk kerajinan tangan bahan dasar dari lidi. Jika tertarik, blog ini akan memfasilitasi bagi siapa saja yang berminat untuk melengkapi media hidangan di rumah anda, atau yang berjiwa enterperener membuka rumah makan berbasic natural yang cukup menjadi daya tarik bagi para konsumen dan rupiah pun menumpuk di saku anda. Bagi anda yang berminat untuk mendapatkan produk ini informasi lebih lanjut hubungi e-mail: krm_n@ymail.com/Facebook:Karman ST atau Hp.
08156238312/085222881973
Langganan:
Postingan (Atom)